Delapan puluh orang tewas di Uganda baratdaya setelah mereka menenggak minuman beralkohol yang dicampur dengan methanol, kata pejabat kesehatan, Jumat (23/4/2010).
Sejumlah orang di negara Afrika timur itu seringkali mengkonsumsi minuman buatan lokal murah yang kadang dioplos dengan bahan kimia agar lebih keras, yang biasanya mengakibatkan kematian.
Patrick Tusiime, pejabat kesehatan di distrik Kabale dekat perbatasan dengan Rwanda, mengatakan, kematian orang-orang itu mulai terjadi tiga pekan lalu.
Namun pihak berwenang memerlukan waktu beberapa hari untuk memastikan penyebabnya karena keluarga tidak mau menjelaskan mengapa mereka sakit dan meninggal.
"Tindakan kami terhalang karena anggota keluarga menolak mengatakan kepada kami bahwa orang-orang ini mengkonsumsi minuman alkohol yang dicampur methanol," katanya.
"Pembuat minuman lokal mencampurkan sejumlah methanol ke dalam Waragi, minuman keras yang terbuat dari sari pisang," kata pejabat tersebut.
Orang Uganda sering mengeluhkan sistem perawatan kesehatan yang tidak efektif, dimana terjadi kekurangan obat dan petugas kesehatan. Pasien harus berjalan bermil-mil di sejumlah daerah untuk mencapai fasilitas medis terdekat.
Tusiime mengatakan, korban yang menenggak minuman beracun itu menjadi buta dan mengalami gangguan ginjal serta hati sebelum tewas. Minuman itu juga menyebabkan kerusakan otak.
Menurutnya, pemerintah daerah telah melarang produksi dan penjualan Waragi dan menyita minuman-minuman itu dari pedagang, namun penduduk mengabaikan larangan tersebut dan menyembunyikan minuman itu di bawah ranjang mereka.
"Penggerebekan dari rumah ke rumah telah dilakukan dan semua minuman alkohol yang ditemukan disita, namun penduduk keras kepala dan terus berusaha menyembunyikannya," katanya.
Sumber : kompas.com
Sejumlah orang di negara Afrika timur itu seringkali mengkonsumsi minuman buatan lokal murah yang kadang dioplos dengan bahan kimia agar lebih keras, yang biasanya mengakibatkan kematian.
Patrick Tusiime, pejabat kesehatan di distrik Kabale dekat perbatasan dengan Rwanda, mengatakan, kematian orang-orang itu mulai terjadi tiga pekan lalu.
Namun pihak berwenang memerlukan waktu beberapa hari untuk memastikan penyebabnya karena keluarga tidak mau menjelaskan mengapa mereka sakit dan meninggal.
"Tindakan kami terhalang karena anggota keluarga menolak mengatakan kepada kami bahwa orang-orang ini mengkonsumsi minuman alkohol yang dicampur methanol," katanya.
"Pembuat minuman lokal mencampurkan sejumlah methanol ke dalam Waragi, minuman keras yang terbuat dari sari pisang," kata pejabat tersebut.
Orang Uganda sering mengeluhkan sistem perawatan kesehatan yang tidak efektif, dimana terjadi kekurangan obat dan petugas kesehatan. Pasien harus berjalan bermil-mil di sejumlah daerah untuk mencapai fasilitas medis terdekat.
Tusiime mengatakan, korban yang menenggak minuman beracun itu menjadi buta dan mengalami gangguan ginjal serta hati sebelum tewas. Minuman itu juga menyebabkan kerusakan otak.
Menurutnya, pemerintah daerah telah melarang produksi dan penjualan Waragi dan menyita minuman-minuman itu dari pedagang, namun penduduk mengabaikan larangan tersebut dan menyembunyikan minuman itu di bawah ranjang mereka.
"Penggerebekan dari rumah ke rumah telah dilakukan dan semua minuman alkohol yang ditemukan disita, namun penduduk keras kepala dan terus berusaha menyembunyikannya," katanya.
Sumber : kompas.com
Mohon komentar dengan sopan, SARA atau menaruh LINK Aktif di kotak komentar tidak akan muncul
Show EmoticonHide Emoticon