Tersangka teroris Dul Matin yang sudah lama menjadi DPO pihak berwajib tewas diterjang peluru pasukan Densus 88/Antiteror Mabes Polri dalam penggerebekan di ruko Multiplus Jalam Siliwangi, Pamulang, Tangerang Selatan, sekitar pukul 12.00 WIB. Dulmatin alias Joko Pitono berasal dari Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah.
Dyno Cresbon, pengamat intelijen yang mengetahui pengejaran teroris, yakin jenazah itu Dulmatin. Dia mengatakan, “Sembilan puluh persen Dulmatin mati.
Kemunculan nama Dulmatin sebagai teroris lebih dulu ketimbang Dr. Azahari dan Noordin M. Top, keduanya sudah tewas.
Tapi keluarga Dulmatin sendiri belum yakin kalau orang yang tewas dalam aksi penggerebekan di Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (9/3), adalah anggota keluarganya.
Menurut kakak Dulmatin, Azam Ba`afut, kabar meninggalnya Dulmatin sering diterimanya sejak kasus penyergapan di Mindanao. "Namun hingga kini kenyataannya tidak jelas," kata Azam.
Azam menjelaskan, hingga kini pihak keluarga belum mengetahui secara pasti kabar meninggalnya Dulmatin alias Joko Pitono atau Amar Usman. Pasalnya, pihak kepolisian belum menghubungi mereka. "Kami justru baru tahu setelah dari media jika Dulmatin tewas," katanya.
Menurut dia, informasi meninggalnya Dulmatin sudah dua kali diterima keluarga. Pertama saat dikabarkan tewas di Mindanao, Filipina. Saat itu, Kepolisian Daerah Jawa Tengah melakukan tes DNA terhadap keluarga. Namun, setelah itu tidak ada kabar lagi tentang Dulmatin dan mendadak kini dikabarkan lagi tewas di Pamulang.
Dyno Cresbon, pengamat intelijen yang mengetahui pengejaran teroris, yakin jenazah itu Dulmatin. Dia mengatakan, “Sembilan puluh persen Dulmatin mati.
Kemunculan nama Dulmatin sebagai teroris lebih dulu ketimbang Dr. Azahari dan Noordin M. Top, keduanya sudah tewas.
Tapi keluarga Dulmatin sendiri belum yakin kalau orang yang tewas dalam aksi penggerebekan di Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (9/3), adalah anggota keluarganya.
Menurut kakak Dulmatin, Azam Ba`afut, kabar meninggalnya Dulmatin sering diterimanya sejak kasus penyergapan di Mindanao. "Namun hingga kini kenyataannya tidak jelas," kata Azam.
Azam menjelaskan, hingga kini pihak keluarga belum mengetahui secara pasti kabar meninggalnya Dulmatin alias Joko Pitono atau Amar Usman. Pasalnya, pihak kepolisian belum menghubungi mereka. "Kami justru baru tahu setelah dari media jika Dulmatin tewas," katanya.
Menurut dia, informasi meninggalnya Dulmatin sudah dua kali diterima keluarga. Pertama saat dikabarkan tewas di Mindanao, Filipina. Saat itu, Kepolisian Daerah Jawa Tengah melakukan tes DNA terhadap keluarga. Namun, setelah itu tidak ada kabar lagi tentang Dulmatin dan mendadak kini dikabarkan lagi tewas di Pamulang.
1 Obrolan seru!
selamat kepada seluruh jajaran kepolisian RI, semoga jadi bertambah semangat tuk memberantas teroris.
Mohon komentar dengan sopan, SARA atau menaruh LINK Aktif di kotak komentar tidak akan muncul
Show EmoticonHide Emoticon