Strategi Menjadi Developer Properti Pemula. Anda boleh saja mengimpikan seperti Li Ka Sing, si raja properti sekaligus orang terkaya di Asia, atau memiliki perusahaan yang menggurita seperti Agung Podomoro Group, Agung Sedayu Group, Lippo Group, serta yang lain.
Tapi Anda harus sadar bahwa semua butuh proses, semua butuh tahapan. Hindari fikiran bahwa Anda bisa menjadi seperti mereka dengan proses abrakadabra.
Bagi Anda yang akan mengawali menjadi seorang developer properti, tips tentang cara menjadi developer perumahan bagi pemula di bawah ini bisa membantu:
Perbanyak Belajar
Sama halnya dengan terjun diberbagai bisnis yang lain, belajar mengetahui, memahami dan menjalankan bisnis yang akan ditekuni menjadi suatu keharusan, karena modal materi saja tidak cukup untuk dapat sukses dalam menjalankan bisnis termasuk bisnis properti.
Apalagi Anda yang tidak tidak memiliki modal uang, semakin wajib hukumnya bagi Anda untuk belajar.
Belajar bisa dengan berbagai cara, tergantung Anda. Anda bisa belajar dengan membaca artikel-artikel di internet seperti yang Anda lakukan saat ini, membaca di blog khusus properti.
Cara ini tergolong paling murah dan paling mudah. Paling murah karena Anda tidak keluar uang untuk membaca di internet.
Uang yang Anda perlukan hanya untuk sambungan internet yang biayanya juga tidak terlalu mahal.
Belajar dengan cara ini juga paling mudah, karena sambungan internet saat ini amat mudah didapatkan.
Bisa melalui komputer atau laptop di rumah yang ter-koneksi ke internet, melalui gadget dan perangkat lainnya.
Satu lagi, kemudahan belajar dengan internet adalah internet bisa dibuka kapan saja dan dimana saja.
Cara belajar selanjutnya yang bisa Anda praktekkan adalah dengan membeli buku-buku tentang bisnis properti. Harga buku di Indonesia termasuk paling murah di dunia.
Untuk sebuah buku bisnis harganya tidak sampai dua ratus ribu rupiah. Murah bukan?
Belajar tentang bisnis developer properti selanjutnya bisa dengan mengikuti seminar, ikut training atau workshop developer properti.
Bagi seorang developer properti pemula, sangat disarankan untuk sebanyak mungkin seminar, training, workshop atau acara-acara diskusi dengan para pengembang lain yang telah sukses guna menyerap ilmu mereka.
Pahami tentang Tata Ruang di Suatu Wilayah
Bagaimanapun juga membangun kawasan hunian menyentuh ruang publik yang berhubungan dengan serangkaian aturan, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Agar rencana dan proses pengembangan bisnis tersebut tidak terhambat oleh berbagai aturan yang berlaku, maka Anda harus menyesuaikan rencana bisnis dengan berbagai aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, mulai dari pengurusan Izin Warga, Ijin Mendirikan Bangunan, dan perijinan lainnya seperti disyaratkan peraturan.
Jaga Kredibilitas Anda dan Perusahaan Anda
Ingat bahwa Anda adalah pemula dalam bisnis properti dan kinerja diri Anda dan perusahaan pada proyek pertama menjadi dasar penilaian dari semua pihak terhadap diri dan perusahaan Anda.
Oleh karena itu berusahalah untuk menjaga citra diri dan perusahaan, agar semua pihak memberikan penilaian bahwa perusahaan yang Anda jalankan adalah perusahaan profesional.
Menjaga citra perusahaan tersebut tidak hanya terhadap konsumen melainkan juga dengan rekan-rekan bisnis dan mitra usaha seperti suplier, kontraktor, investor, kreditur dan lain-lain.
Jika citra perusahaan terjaga, maka untuk pengerjaan dan pembangunan proyek-proyek berikutnya akan menjadi lebih mudah.
Ikuti Trend
Amati keinginan pasar tentang tren desain. Dengan memahami tren desain tersebut, maka produk Anda akan lebih mudah terjual.
Imbas positifnya adalah Anda tidak terlalu membutuhkan modal untuk pemasaran. Karena Anda menyediakan produk yang disukai dan dibutuhkan orang.
Mengikuti tren desain ini bukan bermaksud memangkas kreatifitas Anda, karena Anda membangun perumahan bukan untuk Anda tapi untuk orang lain.
Nah, dari perspektif ini Anda harus menyediakan produk yang disukai oleh konsumen. Anda harus menyediakan produk yang bagus menurut konsumen, bukan hanya bagua menurut Anda.
Banyak perumahan yang desainnya menuruti selera pemiliknya yang tidak sesuai dengan keinginan pasar. Sehingga proyek seperti ini tidak sukses dalam penjualan.
Mungkin saja sebuah desain menurut Anda amat bagus dan terbaik namun tidak sesuai dengan keinginan pasar maka butuh tenaga extra untuk menjualnya.
Sumber : asriman.com
Mohon komentar dengan sopan, SARA atau menaruh LINK Aktif di kotak komentar tidak akan muncul
Show EmoticonHide Emoticon